bannerchingtu

SESUATU YANG BESAR TIDAK MUNGKIN DICAPAI TANPA SEMANGAT YANG BESAR (Anonymous) HAL YANG PALING MENGERIKAN DI DUNIA INI IALAH KEADILAN YANG DIPISAHKAN DARI CINTA KASIH (Francois Mauriac) PADA SETIAP KEBAIKAN TERLETAK SEGALA BENTUK KEBIJAKSANAAN (Euripides) MENGAJAR SAMA DENGAN BELAJAR (Pepatah Jepang) ORANG LAIN AKAN MENGAKUI KEMAMPUANMU SETELAH KAMU MEMBUKTIKANNYA (Bob Edwarda) PANDAI MENUTUP MULUT ADALAH CERMIN KEPANDAIAN SESEORANG (Schopenhaver) ILMU PENGETAHUAN PADA MASA MUDA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI BIJAKSANA PADA HATI TUA (Anonymous) BADAI MEMBUAT PEPOHONAN MEMPERDALAM AKARNYA (Laude McDonald) SUMBER KEKUATAN BARU BUKANLAH UANG YANG BERADA DALAM GENGGAMAN TANGAN BEBERAPA ORANG, NAMUN INFORMASI DI TANGAN ORANG BANYAK (John Naisbitt) THE MORE YOU SWEAT IN TRAINING, THE LESS YOU BLEED IN BATTLE (Armed Forces Motto)  SEORANG JUARA IALAH YANG MAMPU BANGUN KETIKA IA TAK MAMPU (Jack Dempsey KEGEMBIRAAN AKAN DATANG SETELAH KESUSAHAN (Guillaume Apollina'ire KEJUJURAN ADALAH BATU PENJURU DARI SEGALA KESUKSESAN. PENGAKUAN ADALAH MOTIVASI TERKUAT (May Kay Ash KEPEMIMPINAN ADALAH ANDA SENDIRI DAN APA YANG ANDA LAKUKAN (Frederick Smith)  RAJIN ADALAH OBAT MUJARAB (Al-Ghazali KEINDAHAN TERDAPAT DALAM KEJUJURAN (Schiller THOSE WHO ARE AFRAID TO FALL, WILL NEVER FLY (Anonymous

imlek2024

Apa Yang Harus dicapai Oleh Umat Buddha Mahayana Tanah Suci (Manusia Teratai Tanah Suci)

Apa Yang Harus Dicapai Oleh Umat Buddha Mahayana Tanah Suci (Manusia Negara Teratai Tanah Suci)

Oleh: Maha Bhiksu Dutavira

Namo Omitofo

Hidup adalah nyata, kondisinya selalu berubah tidak menentu, tapi yang pasti manusia memiliki 8 penderitaan -• lahir, usia tua, sakit, mati, keinginan tidak tercapai, berkumpul dengan yang tidak disukai, berpisah dengan yang dicinta, terikat oleh kebutuhan jasmani dan rohani - , dan 3 kondisi keadaan - batin menderita, kehidupan menderita, keadaan menderita. Untuk itu timbul pertanyaan “apakah manusia hidup untuk menderitai” Dijawab oleh Sang Buddha “manusia hidup untuk hehas dari penderitaan mencapai kebahagiaan”.

Kini dunia semakin maju, muncul beraneka aksesoris kehidupan yang jika dituruti tidak ada habis-habisnya; contoh soal teknologi informasi yang semakin maju.sehingga kita dapat melihat iklan-iklan di TV yang sangat menarik, membuat kita ingin memiliki sehingga tanpa sadar menyebabkan manusia saling bersaing untuk memperolehnya kemajuan; tapi sayangnya kemajuan tersebut dinilai hanya dari tolak ukur duniawi. Mereka lupa bahwa sesungguhnya yang dikejar dalam persaingan tidak akan pernah berakhir, karena pada hahekatnya kondisi dunia ini selalu berubah dari waktu ke waktu. Sehingga tanpa disadari hubungan antara manusia dengan manusia lainnya semakin jauh dari keharmonisan yang akhirnya mereka hanya merasakan kekosongan dan kehampaan dalam jiwa. Dalam kekosongan dan kehampaan jiwa, mereka tidak menyadari apa sebenarnya yang sedang terjadi dalam perjalanan kehidupan ini. Mereka terus dipacu oleh nafsu untuk bersaing dan menjadi nomor satu, sehingga terjadilah hidup dengan penuh keegoisan dan kebodohan / tanha

Sang Buddha bersabda “bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang ada didaiam dunia adalah anicca / tidak kekal dan ada kehidupan yang tiada penderitaan dan penuh kegembiraan disebut Tanah Suci Sukhavati". Demikian juga dengan kondisi dunia ini yang selalu berubah. Dalam kondisi yang selalu berubah ini, kita sebagai umat Buddha harus bisa menetapkan tujuan akhir dari kehidupan ini.

Tanah Suci Surga Sukhavati adalah tujuan dari akhir kehidupan manusia yang tidak mau menderita dan mendapat kegembiraan yang tertinggi sampai di Nirvana, bahkan sebelum meninggal manusia juga ingin menikmati kehidupan bagaikan di surga. Tapi manusia kembali lupa bahwa begitu dilahirkan dia telah membawa 3 kondisi karma masa lalu yang sering kita sebut nasib, kemauan dan sifat, serta kemampuan jasmani dan rohani; yang mana ketiga kondisi karma ini akan sangat mempengaruhi jalan kehidupannya. Sehingga tanpa disadari 3 kondisi karma masa lalu ini akan selalu menjadi penghalang atau pendukung untuk kita menikmati bahagia pada saat kita masih hidup atau setelah meninggal dilahirkan di Surga.

Untuk itu harus kita sadari bahwa sumber dari Nasib, Kemauan dan sifat, maupun Daya kemampuan jasmani dan rohani adalah hasil dari perbuatan sendiri pada masa lalu dan sekarang. Oleh Karena itu untuk bisa memperoleh nasib baik dan tidak terjerumus-dalam nasib yang tidak beruntung, kita harus bisa memperbaikinya dari kemauan dan sifat yang jelek ke arah yang baik, jangan sekali-kali melakukan perbuatan jahat dan bodoh lagi. Tentu itu semua harus dilatih dengan mengembangkan daya kemampuan jasmani maupun rohani kita dengan ilmu Hyang Buddha " Jangan berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran (jalankan tekad Bodhisattva)".

Sumber tenaga pendorong agar kita bisa melatih diri dalam ilmu Hyang Buddha harus dimulai dari renungan : “Saya ini siapa ? Apa tujuan hidup saya dalam kelahiran sekarang ini? Sebab dan jodoh yang bagaimana yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup saya itu; yang ada maupun yang belum ada itu apa? Selalu yakin apapun yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan, maupun pikiran pasti akan memperoleh buahnya /nasib. Untuk itu aku harus yakin, serta selalu merenung hakekatnya Hyang Buddha”.

Untuk itulah maka perlu adanya satu komunitas (organisasi) untuk bisa bersama-sama menghayati Buddha Dharma serta mengamalkan Nya dalam kehidupan ini. agar tujuan yang kita harapkan dapat terwujud dengan nyata. Maka Suhu membuat seminar pembinaan umat ini dengan harapan dapat memberikan pemahaman dasar dalam menghayati Buddha Dharma sehingga Dharma dapat diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena kabahagiaan tidak mungkin akan diperoleh tanpa memahami dan melaksanakan Dharma. Dharma merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ingin bahagia dan meninggal dunia ke Tanah Suci Surga Sukhavati / Nirvana.

Buddha bersabda : “Manusia yang telah melihat Dharma, memperoleh kebahagiaan pertamanya; manusia yang menjalankan Dharma, memperoleh kebahagiaan pertengahannya; manusia yang menghayati Dharma, memperoleh kebahagiaan akhirnya".

Oleh karena itu orang yang mau bahagia ia harus belajar Buddha Dharma. Ingat kita sebagai manusia butuh Buddha Dharma, bukan Buddha Dharma butuh kita, karena hakekat Buddha Dharma selalu ada / sunyata. Ada atau tidak ada yang mengakuinya, Buddha Dharma tetap Buddha Dharma; sedangkan kita tanpa Buddha Dharma bukan apa-apa, bahkan kita tidak bisa memperoleh kebahagiaan yang hakeki sebagai manusia di dunia ini.

Akhir kata, mari kita bangkitkan semangat jalankan tekad Bodhisattva, agar kita bisa bersama-sama hidup sebagai manusia Negara Teratai Tanah Suci Surga Sukhavati. Semoga semua makhluk bisa bersama-sama memasuki kesucian Dharma. Delapan penderitaan, tiga keadaan lenyap sudah dalam lautan janji Omitofo.

Om Santi - Santi - Santi. Svaha

Comments   

 
0 #1 alian 2015-09-16 04:46
omeethofo
Quote
 

Add comment


Security code
Refresh