bannerchingtu

SESUATU YANG BESAR TIDAK MUNGKIN DICAPAI TANPA SEMANGAT YANG BESAR (Anonymous) HAL YANG PALING MENGERIKAN DI DUNIA INI IALAH KEADILAN YANG DIPISAHKAN DARI CINTA KASIH (Francois Mauriac) PADA SETIAP KEBAIKAN TERLETAK SEGALA BENTUK KEBIJAKSANAAN (Euripides) MENGAJAR SAMA DENGAN BELAJAR (Pepatah Jepang) ORANG LAIN AKAN MENGAKUI KEMAMPUANMU SETELAH KAMU MEMBUKTIKANNYA (Bob Edwarda) PANDAI MENUTUP MULUT ADALAH CERMIN KEPANDAIAN SESEORANG (Schopenhaver) ILMU PENGETAHUAN PADA MASA MUDA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI BIJAKSANA PADA HATI TUA (Anonymous) BADAI MEMBUAT PEPOHONAN MEMPERDALAM AKARNYA (Laude McDonald) SUMBER KEKUATAN BARU BUKANLAH UANG YANG BERADA DALAM GENGGAMAN TANGAN BEBERAPA ORANG, NAMUN INFORMASI DI TANGAN ORANG BANYAK (John Naisbitt) THE MORE YOU SWEAT IN TRAINING, THE LESS YOU BLEED IN BATTLE (Armed Forces Motto)  SEORANG JUARA IALAH YANG MAMPU BANGUN KETIKA IA TAK MAMPU (Jack Dempsey KEGEMBIRAAN AKAN DATANG SETELAH KESUSAHAN (Guillaume Apollina'ire KEJUJURAN ADALAH BATU PENJURU DARI SEGALA KESUKSESAN. PENGAKUAN ADALAH MOTIVASI TERKUAT (May Kay Ash KEPEMIMPINAN ADALAH ANDA SENDIRI DAN APA YANG ANDA LAKUKAN (Frederick Smith)  RAJIN ADALAH OBAT MUJARAB (Al-Ghazali KEINDAHAN TERDAPAT DALAM KEJUJURAN (Schiller THOSE WHO ARE AFRAID TO FALL, WILL NEVER FLY (Anonymous

imlek2024

Tujuan Pergi ke Vihara

Banyak orang yang taat pada ajaran Buddha dan sering pergi ke vihara. Akan tetapi, apa sebenarnya tujuan pergi ke vihara? Apakah dengan tujuan untuk terlahir di alam Surga Sukhavati atau untuk kedamaian seluruh keluarga? Apakah untuk memahami ajaran Buddha, atau untuk belajar menjadi orang yang baik? Apakah untuk mencapai keBuddhaan?
1. Tujuan Pergi ke Vihara : Untuk Mengakhiri Penderitaan.
Setiap orang memiliki sebuah tujuan dalam pergi ke vihara. Tujuan terutama sesungguhnya adalah untuk mengakhiri penderitaan kita. Adakah orang yang dapat menyatakan dirinya tidak memiliki penderitaan dan tidak memiliki kesulitan ? Beberapa orang berpikir bahwa orang-orang yang mempunyai keterbelakangan mental tidak memiliki penderitaan karena mereka tidak dapat berpikir. Hal ini tidaklah benar. Masalah terbesar timbul saat kita tidak memiliki pertanyaan atau keraguan. Umat yang menjalankan ajaran Buddha tidak boleh takut dengan penderitaan. Akan tetapi kita tidak boleh terjerat oleh penderitaan. Kita harus mengamati darimana penderitaan kita berasal, dan berusaha untuk menghilangkannya. Dengan cara tersebut, kita dapat memperoleh ketenangan batin / pikiran. Tujuan utama pergi ke vihara adalah untuk mengakhiri penderitaan.
Apakah penderitaan dan kesulitan yang kita alami di dunia ini ? Secara ringkas, ada penderitaan eksternal dan penderitaan internal. Penderitaan eksternal merupakan penderitaan yang disebabkan dunia material. Penderitaan internal adalah penderitaan yang muncul dari pikiran kita. Penderitaan eksternal lebih mudah diatasi daripada penderitaan internal. Kita dapat dengan mudah melihat penderitaan ekstern dan mencari cara mengatasinya. Bila kita tidak memiliki uang, kita dapat bekerja lebih keras untuk mendapatkan uang. Persoalan materi lebih mudah dipecahkan.
 
Tujuan kita pergi ke vihara adalah untuk berlindung kepada Buddha supaya pikiran kita menjadi tentram. Orang orang yang berlatih Zen berkata :
“Bila seseorang memiliki sedikit keraguan, ia memiliki pencerahan yang kecil. Jika ia memiliki keraguan yang besar, ia akan memiliki pencerahan yang besar. Jika ia tidak memiliki keraguan sama sekali, tidak akan ada pencerahan.” 
Buddha adalah seseorang yang telah mencapai pencerahan sempurna. Ia menyadari bahwa ada banyak masalah di dunia ini akan tetapi ia tidak takut. Ia merenung dengan tenang dan tekun sehingga akhirnya ia menyadari kebenaran. Cara terbaik untuk menghilangkan penderitaan adalah dengan menemukan penyebabnya dan cara-cara untuk mengatasinya. Ajaran Buddha menolong kita mengatasi penderitaan kita dengan berbagai cara. Karena itu kita harus selalu mendengarkan Dharma. Dharma adalah jalan yang dapat membantu kita melepaskan diri dari penderitaan internal. Kita berharap setiap orang memahami tujuan sebenarnya dari pergi ke Vihara, dan membuat kunjungan tersebut membuahkan hasil.
2. Manfaat Pergi ke Vihara
Buddha membabarkan Dharma dengan tujuan menghilangkan penderitaan para makhluk. Dharma adalah cara untuk mengatasi penderitaan. Kita perlu pergi ke Vihara dan mendengarkan Dharma. Kita perlu belajar dari ajaran dan pengalaman Buddha karena itu semua akan membantu kita mengakhiri penderitaan.
Kedua, Vihara itu tempat yang damai. Penampilan yang penuh keagungan dan khidmat dari rupa Buddha dapat membantu kita mengendalikan jasmani dan pikiran. Hal ini membuat pikiran menjadi tenang dan damai. Dengan melihat senyum Buddha yang penuh welas asih, kita mungkin dapat melupakan penderitaan hidup. Pikiran kita akan menjadi tenang. Kita sulit memperoleh kedamaian seperti ini dirumah karena terlalu banyak gangguan di lingkungan rumah. Gangguan ini membangkitkan kemelekatan kita pada lima nafsu indera sehingga muncul penderitaan.
3. Peraturan dan Sikap di Vihara
Ketika memasuki sebuah Vihara, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menghormat pada altar di ruang utama (Dharmasala). Kita harus menjaga kedamain dan ketenangan di Dharmasala. Buatlah semua makhluk yang datang ke ruangan tersebut merasa senang dan penuh hormat. Ini akan membawa karma baik bagi setiap orang. Jika kita menghormat pada Buddha atau mengelilingi patung Buddha, dan dengan penuh perhatian merenungi rupa Buddha yang penuh keagungan, kedamaian dan welas asih, kita akan memiliki pikiran yang tenang. Tidak banyak orang yang memiliki pengalaman seperti ini karena mereka tidak memiliki cukup perhatian ketika berkunjung ke Vihara.
Kita tidak boleh menganggap Dharmasala sebagai tempat duduk - duduk dan berbicara atau tertawa dengan keras di ruangan tersebut. Kita tidak boleh memindahkan barang-barang di ruang ini tanpa ijin. Kita harus selalu menjaga suasana yang penuh kedamaian dan keagungan di ruang ini. Dharmasala adalah sebuah tempat bagi setiap orang. Kita harus memanfaatkan Dharmasala sebaik-baiknya untuk menanam karma baik. Bila ruang ini kotor, setiap orang perlu membantu membersihkannya. Kita harus membantu semampu kita. Kita tidak boleh mengkritik penampilan rupa Buddha karena semua rupa Buddha adalah sama dan penuh keagungan. Masalahnya ada pada pikiran kita. Kita tidak boleh memiliki pikiran yang membeda-bedakan dan menciptakan karma buruk. Ini akan membawa kita pada penderitaan tanpa akhir.
Selain itu, kita harus memperlakukan semua bhiksu dan bhiksuni dengan sama. Jangan berpikir bahwa karena seseorang adalah bhiksu senior sehingga kita akan memberikan persembahan yang lebih kepadanya, dan menyepelekan bhiksu yang bekerja di dapur. Semua bhiksu adalah sama. Jika tidak ada bhiksu yang memasak atau membantu di dapur, bagaimana bhiksu yang lain memiliki waktu untuk mempelajari sutra dan memberikan ceramah? Kita harus berterima kasih kepada bhiksu yang memberikan ceramah dan juga kepada semua bhiksu lainnya. Kontribusi setiap orang penting. Kita harus berlatih untuk memiliki pikiran yang tidak membeda-bedakan. Jika kita memiliki pikiran yang tidak membeda-bedakan, kita akan dapat melihat sifat alami sejati yaitu Bodhicitta. Dengan cara ini, kita akan dapat mencapai keBuddhaan. Kalau tidak, kita akan selalu menjadi makhluk yang berputar-putar di enam alam tumimbal lahir.
4. Kesimpulan
Setiap orang seharusnya tahu bahwa alasan datang ke Vihara adalah untuk mempelajari ajaran Buddha. Lingkungan vihara membawa kedamaian dan ketenangan. Lingkungan ini dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mendengarkan dan memahami Dharma dengan lebih baik. Tujuan menjalankan ajaran Buddha adalah untuk mengakhiri penderitaan. Kita harus memperhatikan tingkah laku kita saat datang ke Vihara dan perlu sangat berhati-hati dengan perbuatan, ucapan, dan pikiran kita. Janganlah menciptakan penderitaan yang lebih banyak setelah datang ke Vihara. Kalau tidak, kita akan kehilangan makna dan maksud tujuan dari datang ke Vihara.
Semoga setiap orang mengerti tujuan datang ke Vihara dan menggunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya untuk menjalankan ajaran Buddha. Semoga semua orang dapat mengurangi penderitaan dan mencapai kebebasan.
 
Sumber : Kumpulan Ceramah Biksu Tsang Hui Jilid I

Frequently Asked Questions

Apa itu Agama Buddha? 

Agama Buddha adalah agama yang sempurna yang diajarkan oleh Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) kepada para makhluk, terutama kepada manusia agar manusia menyadari kemampuannya : “bahwa setiap manusia pada hakekatnya bisa memperoleh kebahagiaan atau setidak-tidaknya setiap manusia normal dapat mengurangi penderitaannya dan menambah kebahagiaannya.” 

Siapa itu Buddha? 

Buddha adalah suatu gelar kesempurnaan yang artinya : “Dia yang telah sadar sendiri dan mampu menyadarkan orang lain yang berjodoh denganNya, Dia yang telah memperoleh Pencerahan Sempurna." 

Apa itu Dharma? 

Dharma adalah Ajaran yang dibabarkan oleh Hyang Buddha setelah Beliau mencapai Penerangan / Pencerahan Sempurna. Selama 49 tahun (menurut catatan Theravada 45 tahun), yaitu mengenai "RAHASIA KESUNYATAAN HIDUP MANUSIA DAN ALAM SEMESTA," yang tercatat dalam KITAB SUCI AGAMA BUDDHA. 

Apa itu Sangha? 

Sangha adalah persaudaraan suci para bhiksu / bhiksuni, yang terdiri dari sekurang-kurangnya 5 bhiksu / bhiksuni. Sebagai umat Buddha yang saleh, kita wajib menghormati dan memberikan dukungan kepada Tri Ratna, baik itu berupa dukungan moril maupun materiil. 

Apa itu Tri Ratna? 

Tri Ratna yang berarti Tiga Mustika merupakan simbolis dari Buddha adalah GuruDharma adalah Ajaran dan Sangha adalah para Siswa yang berhasil. 

Apa Kitab Suci Agama Buddha? 

Kitab Suci Agama Buddha disebut Tripitaka. Yang artinya : 3 keranjang yang terdiri dari tiga bagian yaitu: 

1.Sutra (berisi Ajaran Hyang Buddha). 

2.Vinaya pitaka (Peraturan-peraturan untuk para bhiksu / bhiksuni). 

3.Sastra (Risalah / komentar / pada sekteTheravada disebut Abhidhamma). 

Mengapa harus meyakini Kitab Suci Tripitaka? 

Kita meyakini Tripitaka karena di dalam kitab tersebut diceritakan ada guru yang sudah berhasil mencapai tujuan, ada ajaran yang dapat membawa pada tujuan, dan yang penting adalah ada siswa-siswa yang berhasil mencapai tujuan seperti sang guru karena melaksanakan ajaran sang guru tersebut. 

Mengapa saya harus ke Vihara? 

Ya. Tentu Anda harus ke Vihara, dengan sering Anda ke Vihara maka Anda akan mengerti tentang hakekat hidup dan kehidupan. Selain itu Anda dapat belajar untuk mengerti tentang Buddha Dharma. 

Apakah yang dapat saya lakukan di vihara? 

Berdoa memohon perlindungan dan berkah atau Anda dapat melakukan kebajikan dengan memberikan sumbangan berupa beras, minyak, dana, dupa, kertas sembahyang dan lainnya. 

Mengapa saya melihat, perjalanan hidup manusia susah untuk bergembira, tenang dan tenteram? 

Banyak sekali orang-orang yang tidak mengerti, tidak mau berusaha mencari jalan untuk keluar dari persoalan dirinya. 

Apa benar, hidup manusia di dunia ini hanya untuk menderita? 

Masih banyak orang yang belum mengerti hakekat kehidupan manusia, sehingga mudah terjebak dalam pandangan salah, seakan-akan hidup manusia di dunia ini untuk menderita saja. Banyak manusia merasa hidup ini susah untuk gembira, tenang dan tenteram maka renungkanlah kondisi hakekat kehidupan ini sebagai berikut : 

Perenungan I. 

Kehidupan manusia tidak kekal. Siapa yang bisa terhindar dari: sakit, tua, meninggal dunia, berpisah dengan yang dicintainya, kehilangan harta benda, keinginan yang tak tercapai, berkumpul dengan yang tidak disukainya, terikat oleh kebutuhan jasmania dan batinia (Panca Skandha) dan tumimbal lahir yang tiada hentinya. Yang disebut : Delapan Kesukaran Manusia. 

Perenungan II. 

Hidup di dunia ini tidak aman dari: banyanya bencana alam, banyak bencana yang ditimbulkan oleh ulah perbuatan manusia yang mana banyak sekali manusia dalam mencapai kehendaknya suka memaksa kepada sesamanya, (membunuh, yang kuat menekan yang lemah, yang berkuasa menindas yang tidak berdaya, peperangan antar Negara, Suku, Bangsa dan Agama). Sehingga tidak mustahil ada yang mengunakan kekuatan senjata, kemajuan teknologi atau kekuatan ekonomi untuk menciptakan penderitaan orang lain. 

Perenungan III. 

Setelah meninggal dunia, tumimbal lahir lagi yang tiada habis-habisnya. Kehidupan manusia sangat rapuh karena ia pasti meninggal dunia. Setelah meninggal dunia masalahnya tidak selesai begitu saja, ia akan menjalankan tumimbal lahir yang tiada henti-hentinya di 6 alam kehidupan.(alam Dewa, alam asura, alam manusia, alam binatang, alam setan gentayangan dan alam neraka). 

Haruskah saya bangga beragama Buddha? 

Tentu, Anda harus bangga beragama Buddha. Karena dari sejarah agama Buddha diceritakan bahwa Sang Buddha itu turun dari surga Tusita, dengan demikian Buddha itu makhluk suci dari langit yang disebut Bodhisattva. Selain itu, Anda juga harus bangga sekali beragama Buddha karena status sosial Sang Buddha yang begitu tinggi sebagai seorang pangeran mahkota. 

Apakah saya ke vihara hanya untuk berdoa saja? 

Ya, kalau begitu Anda hanya bisa disebut beragama Buddha atau umat Buddha bukan sebagai siswa Sang Buddha. 

Apa bedanya siswa sang Buddha dengan umat Buddha? 

Umat Buddha hanya berdoa (Tiam Hio), ikut upacara dan memberikan bantuan tanpa ada kepedulian untuk mempelajari ajarannya. Sehingga jika Anda mengalami kenyataan perjalanan hidup yang penuh liku-liku, Anda mungkin akan bertanya  “Mengapa hidup saya masih begini?”, padahal saya sudah berdoa, memberikan bantuan (sebagai donator). Hal ini disebabkan Anda belum menjadi siswa sang Buddha yang berusaha mempelajari ajaran-Nya sehingga dapat memahami hakekat kehidupan. Oleh karena itu, jika Anda belum menjadi siswa Sang Buddha, Anda belum bisa mendapatkan  janji dari Sang Buddha.

Apa yang menyebabkan penderitaan pada manusia ? 

Ada 3 kondisi / kilesa (kekotoran bathin) yang menyebabkan penderitaan yakni :

1. Lobha = keserakahan

2. Dosa = kebencian.

3. Moha = kebodohan.

Bagaimana caranya agar dapat terbebas dari 3 kondisi / kilesa (kekotoran Bathin) ?

Sesungguhnya 3 kondisi / kilesa (kekotoran bathin) yang menyebabkan penderitaan tersebut adalah permainan dari HUKUM KARMA, bila ingin secara tuntas terbebas dari penyebab penderitaan tersebut, jalan Tanah Suci Surga Sukhavati adalah yang terbaik. Untuk itu kita perlu dengan hati yang tulus, setia dan semangat dengan penuh kegembiraan melakukan Buddha Smirth Namo Oh Mee Toh Fo, menanam sebab yang baik dan mengikat jodoh dengan Amitabha Buddha, agar kita bisa tumimbal lahir di Tanah Suci Surga Sukhavati, dan harus ingat sebagai manusia biasa kita selalu bisa lupa, bosan dan malas untuk melakukan hal-hal tersebut diatas, maka jangan lupa harus bisa dan mau merenungkan hakekat akan ketidak kekalan dalam hidup ini dan timbulkan pada hati / perasaan menyesal dan bertobat dan melakukan Adhisthana Namaskara Namo Oh Mee Toh Fo, untuk dapat memperkuat akar jodoh Oh Mee Toh Fo, agar berkeinginan hidup dalam kegembiraan, tenang dan tentram agar bisa tercapai apa adanya. 

Mengapa harus berBuddha Smirth Namo Oh Mee Toh Foo / Nien Namo Oh Mee Toh Foo baru kita bisa keluar dari penderitaan ? Bukankah dalam kitab Suci tercatat Sakyamuni Buddha  berpesan kepada Ananda Thera”Buatlah Benteng dipulauMU sendiri” bisa keluar dari penderitaan.

Betul, Muridku. Sakyamuni Buddha berpesan kepada Ananda Thera, “Buatlah benteng di pulauMu sendiri”, akan tetapi bagaimana caranya membuat benteng tersebut dan apa arti pulauMu sendiri itu, benteng yang bagaimanakah yang dapat melindungi kita ? Untuk itu, lihatlah Ayat kitab Suci Mahasamghata, yang mana dalam Kitab Suci tersebut Hyang Buddha berpesan sebagai berikut :

“Bahwa dalam zaman kemunduran Dharma  banyak orang membina diri yang memperoleh Kesempurnaan sedikit sekali. Hanya dengan Buddha Smirth / Nien Fo cara yang mudah, aman untuk bebas dari derita”.(Kitab Suci Mahasamghata Sutra)

Oleh karena itu, selalu ingat kepada Buddha adalah cara untuk membuat benteng yang akan melindungi kita dari penderitaan di dunia yang tidak kekal ini, sedangkan “Pengertian Pulau mu sendiri,” adalah batin yang terdiri dari alam bawah sadar, perasaan dan pikiran yang munculnya dalam bentuk kehendak / cettana, bisa berasal dari benih karma masa lalu yang tersimpan dalam alam bawah sadar yang diistilahkab oleh Buddha disebut Alayavijanana atau juga bisa dari sebab yang baru yang berasal dari ransangan panca indra kita. Maka dengan berBuddha Smirth Namo Oh Mee Toh Fo/Nien fo berarti membangkitkan kekuatan jiwa Buddha kita, yang sesuai dengan ayat suci itu, buatlah benteng di pulaumu sendiri dalam zaman kemunduran Dharma ini, cara yang mudah, aman, selamat untuk keluar dari penderitaan hidup yang penuh ketidak pastian ini, hanya dengan berBuddha Smirth Namo Oh Mee Toh Fo kita akan berhasil. 

Kenapa berBuddha Smirth harus pada Buddha Amitabha/ Oh Mee Toh Fo ?

Hyang Buddha Sakyamuni memberitahukan kita, bahwa Buddha Amitabha / Oh Mee Toh Fo telah berjanji akan membawa siapapun juga yang berjodoh dan melakukan Buddha Smirth NamaNya dengan penuh keyakinan dan bertekad dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati, yang mana kondisi di Surga Sukhavati tiada penderitaan, yang ada hanya kegembiraan. Ini semua tercatat dalam Kitab Suci Sutra Amitabha/ Sukhavati Sutra.