bannerchingtu

SESUATU YANG BESAR TIDAK MUNGKIN DICAPAI TANPA SEMANGAT YANG BESAR (Anonymous) HAL YANG PALING MENGERIKAN DI DUNIA INI IALAH KEADILAN YANG DIPISAHKAN DARI CINTA KASIH (Francois Mauriac) PADA SETIAP KEBAIKAN TERLETAK SEGALA BENTUK KEBIJAKSANAAN (Euripides) MENGAJAR SAMA DENGAN BELAJAR (Pepatah Jepang) ORANG LAIN AKAN MENGAKUI KEMAMPUANMU SETELAH KAMU MEMBUKTIKANNYA (Bob Edwarda) PANDAI MENUTUP MULUT ADALAH CERMIN KEPANDAIAN SESEORANG (Schopenhaver) ILMU PENGETAHUAN PADA MASA MUDA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI BIJAKSANA PADA HATI TUA (Anonymous) BADAI MEMBUAT PEPOHONAN MEMPERDALAM AKARNYA (Laude McDonald) SUMBER KEKUATAN BARU BUKANLAH UANG YANG BERADA DALAM GENGGAMAN TANGAN BEBERAPA ORANG, NAMUN INFORMASI DI TANGAN ORANG BANYAK (John Naisbitt) THE MORE YOU SWEAT IN TRAINING, THE LESS YOU BLEED IN BATTLE (Armed Forces Motto)  SEORANG JUARA IALAH YANG MAMPU BANGUN KETIKA IA TAK MAMPU (Jack Dempsey KEGEMBIRAAN AKAN DATANG SETELAH KESUSAHAN (Guillaume Apollina'ire KEJUJURAN ADALAH BATU PENJURU DARI SEGALA KESUKSESAN. PENGAKUAN ADALAH MOTIVASI TERKUAT (May Kay Ash KEPEMIMPINAN ADALAH ANDA SENDIRI DAN APA YANG ANDA LAKUKAN (Frederick Smith)  RAJIN ADALAH OBAT MUJARAB (Al-Ghazali KEINDAHAN TERDAPAT DALAM KEJUJURAN (Schiller THOSE WHO ARE AFRAID TO FALL, WILL NEVER FLY (Anonymous

imlek2024

DOA (THIAM HIO) DI VIHARA, DI RUMAH

Tahap-tahap berdoa (thiam hio) di vihara, di rumah dan lain-lain, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong), kepada para Buddha / Bodhisattva atau para Dewa :
 
Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.
 
Menghadap altar yang dipuja :
 
wensin, nyalakan hio / dupa.
 
Dengan tangan memegang hio / dupa dan berlutut / berdiri di atas lutut, Namaskara / pai kui (3x).
Namaskara / pai kui pertama, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Buddha / Namo Buddhaya".
 
Namaskara / pai kui kedua, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Dharma / Namo Dharmaya".
 
Namaskara / pai kui ketiga, saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Sangha / Namo Sanghaya".
 
Ditutup dengan mengucapkan : 
 “aku berlindung kepada Amitabha BuddhaNamo Amitabha Buddhaya / Namo Oh Mee Toh Fo”.
 
(Catatan : Setiap namaskara / pai kui selalu menyebut Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya, Namo Amitabha Buddhaya. Untuk lebih jelas perihal namaskara / pai kui dapat dilihat pada Tata cara sembahyang).
 

Mengundang kehadiran-Nya : dengan sujud kami mengundang,

 Memuliakan nama yang dipuja / vandana, Membaca mantra dan sutra yang dikehendaki,

 Doa pribadi,

 Membangkitkan tekad,

 Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati : ..............

semoga terjadilah hendaknya.

Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian namaskara / Put Kui (3x).
 
Catatan :

 

Bila keadaan memungkinkan lebih baik sembahyang dengan menggunakan hio / dupa (hio dipegang di tangan) dengan sikap berdiri di atas lutut. Jika tidak memungkinkan / cukup hanya dengan berdiri di atas lutut tanpa memegang hio.

Dalam melaksanakan doa keinginan pribadi, lebih baik kita mempersembahkan lilin / pelita, saat menyalakannya berdoa :

Kami persembahkan penerangan ini kepada Kwan She Im Po Sat dan para Dewa Pelindung Dharma yang penuh welas asih, terangilah perjalanan hidupku atau semoga (doa pribadi), ditutup dengan membaca “Om Vajra Aloke Ah Hum” (3x)

Svaha.