bannerchingtu

SESUATU YANG BESAR TIDAK MUNGKIN DICAPAI TANPA SEMANGAT YANG BESAR (Anonymous) HAL YANG PALING MENGERIKAN DI DUNIA INI IALAH KEADILAN YANG DIPISAHKAN DARI CINTA KASIH (Francois Mauriac) PADA SETIAP KEBAIKAN TERLETAK SEGALA BENTUK KEBIJAKSANAAN (Euripides) MENGAJAR SAMA DENGAN BELAJAR (Pepatah Jepang) ORANG LAIN AKAN MENGAKUI KEMAMPUANMU SETELAH KAMU MEMBUKTIKANNYA (Bob Edwarda) PANDAI MENUTUP MULUT ADALAH CERMIN KEPANDAIAN SESEORANG (Schopenhaver) ILMU PENGETAHUAN PADA MASA MUDA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI BIJAKSANA PADA HATI TUA (Anonymous) BADAI MEMBUAT PEPOHONAN MEMPERDALAM AKARNYA (Laude McDonald) SUMBER KEKUATAN BARU BUKANLAH UANG YANG BERADA DALAM GENGGAMAN TANGAN BEBERAPA ORANG, NAMUN INFORMASI DI TANGAN ORANG BANYAK (John Naisbitt) THE MORE YOU SWEAT IN TRAINING, THE LESS YOU BLEED IN BATTLE (Armed Forces Motto)  SEORANG JUARA IALAH YANG MAMPU BANGUN KETIKA IA TAK MAMPU (Jack Dempsey KEGEMBIRAAN AKAN DATANG SETELAH KESUSAHAN (Guillaume Apollina'ire KEJUJURAN ADALAH BATU PENJURU DARI SEGALA KESUKSESAN. PENGAKUAN ADALAH MOTIVASI TERKUAT (May Kay Ash KEPEMIMPINAN ADALAH ANDA SENDIRI DAN APA YANG ANDA LAKUKAN (Frederick Smith)  RAJIN ADALAH OBAT MUJARAB (Al-Ghazali KEINDAHAN TERDAPAT DALAM KEJUJURAN (Schiller THOSE WHO ARE AFRAID TO FALL, WILL NEVER FLY (Anonymous

imlek2024

BUMI DAN MANUSIA

Alam Semesta.

Menurut pandangan Agama Buddha, kehidupan alam semesta bukan hanya di alam manusia saja. Bila dikelompokkan ada 10 alam semesta (Mahayana)Theravada menyatakan ada 31 alam, yang mana satu alam dengan alam lainnya bisa saling berhubungan. semua itu digerakkan oleh kekuatan sebab dan akibat, yaitu Hukum Karma, yang mempakan perwujudan dari kuasa Tuhan Yang Maha Esa (Thatagatha).

Di banyak sutra, Hyang Buddha menerangkan, bahwa alam semesta ini ada banyak sekali, yang Beliau katakan ada "San Cien Ta Cien Se Cie" atau Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, yang Beliau umpamakan bagaikan banyaknya butiran pasir di sungai Gangga. (Vajrachendika Prajna Paramita Sutra).

Dalam kitab suci Anguttara Nikhaya, sabda Hyang Buddha dengan Ananda Bhiksu, sebagai berikut : "Ananda, apakah engkau pernah mendengar tentang seribu Culanikaloka Dhatu (tata surya kecil) ... Ananda ?"

“Sejauh matahari dan bulan berotasi sesuai dengan garis orbitnya, dan sejauji pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya, di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu sineru, seribu jambudipa, seribu Aparayojana, seribu uttarahuru, seribu pubbavideha, empat ribu maha samudra, empat ribu maha raja (manusia), seribu Catumaharajika, seribu Tavatimsa, seribu Yama, seribu Tursita, seribu Nimmanarati, seribu Parinimmita Vassavatti, seribu alam Brama. Inilah Ananda yang dinamakan seribu tata surya kecil (Sahassiculamiha Lokadhatu)".

"Ananda, seribu kali Sahassiculamiha Lokadhatu dinamakan “Dvisahassi Majjihimanika Lokadhatu.” Ananda seribu kali Dvisahassi Majjihimanika Lokadhatu dinamakan “Trisahassi Mahasahassi Lokadhatu”

“Ananda, bilamana Sang TATHAGATA mau, maka ia dapat memperdengarkan suaranya sampai terdengar di Trisahassi Mahasahassi Loka Dhatu atau lebih”.

Dari kutipan kitab suci tersebut diatas, kita bisa melihat sebuah Dvisahassi Majjhimanika Lokadhatu terdapat 1.000 x 1.000 = 1.000.000 tata surya kecil. Sedangkan dalam TRISAHASSI Mahasahassi Loka Dhatu terdapat 1.000.000 x 1.000 = 1.000.000.000 tata surya. Maka alam semesta ini menurut Buddha bukan hanya terdiri dari satu alam kehidupan saja.

Manusia Pertama.

Di dalam Mahaparinirvana Sutra Bab III/ 12, Hyang Buddha menerangkan perihal asal-usul bumi - manusia secara umum, yaitu perihal gempa bumi kepada Ananda bhiksu sebagai berikut : “Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan udara ada di angkasa”.

Di dalam Anggana sutra juga dituangkan sebagai berikut : “Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, dalam masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur, saat itu terjadi," pada umumnya para makhluk - makhluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya) disana mereka hidup tercipta karena Alayavijnanana (alam batin/ Manomaya - Pali) diliputi nafsu keinginan, memiliki tubuh yang bercahaya (Cing Kuang Ming), ringan, dapat terbang melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan, hidup panjang usia, mereka hidup dalam masa yang lama sekali”.

“Vasettha, suatu saat dalam kurun waktu yang tidak menentu, cepat atau lambat, dalam waktu yang lama, saat dunia terbentuk kembali, ketika saat ini terjadi, para makhluk penghuni alam cahaya (Abhassara - Pali / Cing Kuang Ming - sansekerta) yang mati, ia bisa terlahir kembali di alam manusia, sebagai manusia yang hidup, karena proses Alayavijnanana/ batin diliputi keinginan, memiliki tubuh yang bercahaya (Aura), terbang melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan, tertarik oleh gaya berat di bumi, ia melihat dalam kehidupan bumi, terpikatlah mereka, dan berproses sesuai dengan kondisi yang ada, mulailah terbentuk gumpalan cair, udara, padat melalui proses yang lama, menyatu dengan kondisi bumi”.

“Pada waktu itu, kondisi bumi manusia ini, semuanya terdiri dari cairan, air yang bergerak dan yang tidak bergerak, tiada cahaya dari matahari maupun bulan, tidak terlihat bintang-bintang di angkasa, tiada siang maupun malam, tidak laki-laki maupun perempuan, makhluk-makhluk dari alam cahaya tersebut, belum terbentuk dalam rupa/ bentuk”.

“Dalam proses waktu yang panjang sekali, hawa dari tanah menimbulkan butiran-butiran buih busa, sama seperti buih permukaan orang yang menanak nasi. Kondisi ini berproses dalam waktu yang panjang, terbentuklah tanah yang padat Tanah itu memiliki wama, bau dan rasa, seperti baunya mentega murni, demikianlah wama tanah itu sama seperti madu tawon murni, demikianlah manisnya rasa tanah di bumi ini”.

“Vasettha, diantara makhluk dari alam cahaya tersebut ada yang memiliki sifat serakah (Lolajatiko), berkata : Oh, apakah ini? Dan ia mencicipi sari rasa tanah tersebut, maka ia makin dalam nafsu keinginannya, makhluk-makhluk tersebut makin terpikat oleh rasa dari tanah, mulailah ia makan perlahan-lahan tetapi pasti, pengaruh dari makanan rasa dari tanah ini mempengaruhi makhluk-makhluk tersebut, sehingga dengan proses yang lama, perlahan tetapi pasti, berobahlah bentuk makhluk tersebut, lenyaplah sebagian besar cahaya yang muncul dari tubuhnya, yang tersisa hanya setitik cahaya yang kemudian hari terkenal sebagai badan Abstrak manusia/ Aura manusia. Dengan lenyapnya badan cahaya makhluk-makhluk tersebut, maka cahaya matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi cahaya lainnya tertampa, perlahan tetapi pasti mulailah terbentuk siang dan malam (Liang Ih), demikianlah Vasettha bumi ini terbentuk kembali dari kehancurannya."

“Vasettha, para makhluk yang datang dari alam cahaya, yang sudah terpikat dan melekat oleh sari-sari rasa dari tanah ini, dalam waktu yang panjang, tubuh mereka makin terbentuk padat, terwujudlah 6 indrianya. Perlahan tetapi pasti, mulailah terwujud bentuknya, ada yang memiliki tubuh indah, dan ada juga yang memiliki tubuh buruk, dan beraneka warna terbentuk dari tubuhnya”. (Yang kita kenal seperti saat sekarang, ada yang memiliki kulit tubuh yang kuning, putih, hitam, coklat, kemerah-merahan, bentuk tubuh yang pendek, bulat, tinggi, mata biru, hitam putih dll).

“Saat itu, rasa perbedaan dari wujud menyebabkan mereka saling memandang rendah kepada yang buruk. Demikian juga mulailah terbentuk kegiuran dalam hal-hal yang indah, maka makin terbentuk kemelekatan yang berakibat dari membeda-bedakan tersebut, rasa indah dan manis sari tanah itupun juga mulai lenyap."

“Saat sari tanah yang membuih lenyap, mulailah tumbuh tumbuhan dari tanah (Bhumi Pappatiko). Demikianlah tumbuh- tumbuhan itu menjadi konsumsi para makhluk tersebut, dalam proses masa yang lama, kita kenal sebagai manusia, seperti kita ini, yang terikat melekat, tidak bisa dipisahkan kehidupan manusia dari makanan-makanan seperti sekarang ini”.

“Sementara yang bangga dengan kelebihannya, yaitu keindahan dan merasa diri lebih, timbullah kesombongan, saat tumbuh-tumbuhan yang muncul pada mulanya dari tanah ini lenyap musnah, yang ada selanjutnya tumbuh-tumbuhan yang menjalar (badalata) warnanya seperti padi susu atau mentega mumi, rasa manisnya seperti madu tawon murni”.

“Mereka makin menikmati tumbuh-tumbuhan yang menjalar ini, terbentuklah tubuh mereka yang padat, dan perbedaan-perbedaan keindahan dan keburukan semakin jelas".

“Vasettha, ketika tumbuh-tumbuhan yang menjalar lenyap, muncullah tumbuh-tumbuhan padi (Sali), yang masak di alam tumbuhan, perlahan tetapi pasti, terbentuklah yang jelas wanita dan laki-laki, yang secara alamiah, saling tertarik dan menyatu, akibatnya mereka saling berhubungan kelamin, dan mengumbar nafsu maka berkembang banyaklah manusia di bumi ini”.

Kiamat.

Hyang Buddha bersabda kepada para Bhiksu, yang dicatat dalam Kitab Suci Jataka Para Sesepuh, Maha Parinirvana Sutra, Mahavaggo Dutiyo, Sutrakanipatra, Anguttara Nikaya IV, sebagai berikut : “Wahai para Bhiksu, bila di dunia ini sudah tiada Tripitaka, tiada 5 orang Bhiksu tinggal bersama, tiada Kitab Suci yang dibacakan lagi, yang dibacakan hanya “Na Mo Oh Mee Toh Fo”, maka mulailah terlihat tanda-tanda kehancuran Dharma/ kiamat terlihat”. 

Ajaran Hyang Buddha Sakyamuni terdiri dari 3 Zaman yang mempakan tanda-tanda mulainya kiamat yaitu :
  • 0 s/d 1000 tahun Buddha Parinirvana, jaman pertama ini disebut jaman kesucian Dharma.

  • 1001 s/d 2000 tahun Buddha Parinirvana disebut jaman keEmasan Agama Buddha yang dapat terlihat banyak munculnya karya seni dan budaya Agama Buddha atau terlihatnya bangunan bangunan Vihara, Stupa, yang besar yang mempunyai nilai sejarah. Salah satu contoh adalah Candi Borobudur, Candi MendutCandi Angkot Wat yang melambangkan jaman keemasan/ kebesaran agama Buddha.

  • 2001 s/d 3000 tahun Buddha Parinirvana disebut jaman kemunduran Dharma, yang terlihat dari tanda tandanya seperti sekarang yang mana baju putih mulai mau memimpin anggota Sangha (terlihatlah sekarang banyak umat perumah-tangga yang mempelajari Dharma hanya dalam teori saja, tidak menghayatinya sehingga menimbulkan kesombongan dan memandang rendah para anggota Sangha). Saat ini tahun 2013, tahun Buddhis adalah 2564 tahun (Boddhis Era/ BE), berarti sekurang-kurangnya masih ada 436 tahun lagi. Saat itu bila masih ada 5 orang anggota Sangha yang suci dan mau mempertahankan membaca dan menghayati Tri Pitaka, maka berarti belum kiamat/ masa kiamat tertunda.

“Bhiksu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan. Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati... ".
 

“Para Bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada......" 

“Para Bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari yang ketiga muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Aciravati, Sarabhu dan Mahi surut, kering dan tiada....."

“Para Bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu danau Anottatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddhanta, dan Mandakini surut, kering dan tiada…”.

   “Para Bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air maha samudera surut 100 yojana, lalu surut 200 yojana, 300 yojana, 400 yojana, 500 yojana, 600 yojana, dan surut 700 yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam, lima, empat, tiga, dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha samudera tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua, dan hanya sedalam tinggi satu orang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tinggi mata kaki”.

“Para Bhiksu, bagaikan dimusim rontok ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak kaki sapi, demikianlah di mana-mana air yang tersisa dari maha samudera hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi”.

“Para Bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu diakhir masa yang lama, matahari keenam muncul. Ketika matahari keenam muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini."

"Demikianlah, para bhiksu, semua bentuk (Sankhara) apapun adalah tidak kekal, tidak abadi atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua hal."

“Para bhiksu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari ke tujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar,dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma".

“Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus yojana terbakar dan menyala ditaklukkan oleh amukan nyala yang berkobar-kobar, hancur lebur, disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar, bumi dan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun debu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa. Demikian pula bumi dengan gunung Sineru hangus terbakar hingga bara maupun debu tidak tersisa sama sekali". 

Kapan kehancuran bumi ini teijadi? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mengacu kepada Caklcavattisihanada Sutra, yang menyatakan bahwa usia manusia sekarang ini sedang menurun menjadi pendek. Pada suatu ketika usia manusia hanya rata-rata 10 tahun. Usia 10 tahun ini akan berlangsung lama, kemudian usia manusia bertambah panjang. Hingga pada suatu saat panjang usia manusia menjadi rata-rata 80.000 (delapan puluh ribu) tahun, pada masa itu Buddha Maitreya muncul di dunia (di bumi kita) ini. Selanjutnya setelah masa yang lama sekali berlangsung, barulah kehancuran bumi kita ini terjadi.

Masalah kiamat tidak perlu kita takuti, dan yang pasti kita tidak bakal mengalaminya. Oleh karena itu alangkah baiknya waktu dan pikiran kita yang ada kita siapkan untuk kita tumimbal lahir di Surga Sukhavati agar kita terbebas dari penderitaan dan ketidak kekalan manusia di bumi ini.

Svaha.

Add comment


Security code
Refresh