五戒十善
Sebuah kitab mencatat bahwa seorang Sramanera mengambil tujuh potong buah yang telah diberikan kepada biara, seorang Sramanera lainnya mengambil beberapa potong kue milik Sangha, dan seorang Sramanera lainnya mengambil sedikit madu yang dimiliki oleh
Sangha. Mereka semuanya terjatuh ke dalam neraka. Karena alasan inilah kitab ini mengatakan, "Akan lebih baik untuk memotong lengan sendiri daripada mengambil sesuatu yang bukan milikrtya." Jadinya, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?Sila ketiga dari Pancasila adalah aturan untuk tak melakukan aktivitas seksual. Lima Aturan (Pancasila) dari umat Buddha awam mengatur aktivitas seksualnya, tetapi aturan ini di antara Dasasila dari para rahib yang memperingatkan agar benar-benar berpantang dari aktivitas seksual (tidak melakukan). Aktivitas seksual apa pun dengan laki-laki ataupun perempuan, adalah sebuah pelanggaran terhadap Sila ini. Di dalam Surangama Sutra (Leng Yen Ching), Bhiksuni Padmagandha diam-diam berhubungan seksual, dengan mengatakan bahwa keinginan tersebut tak ada sangkut paut dengan pembunuhan ataupun pencurian, dan karenanya tak ada hukuman atas pelanggaran tersebut Akhimya tubuhnya hangus terbakar dan dia terlahir di neraka. Keinginan inilah yang menyebabkan banyak orang terbunuh dan keluarga mereka berantakaa. Jadi bagi kita yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ! Nafsu keinginan adalah penyebab semua kelahiran dan kematian. Ada kitab yang mengatakan, "Meskipun kita lahir dikarenakan nafsu seksual yang tak suci, tapi jauh lebih baik bila meninggal dalam kesucian." Jadinya, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?
Jika seorang awam mengaku bahwa dia telah mencapai tingkat kesucian tertentu, misalnya tingkat Srotapanna atau Sakrdagamin, dan lain lain, maka ini disebut kebohongan besar dan Aturan ini tidak dilanggar jika bicara menyesatkan ini dilakukan guna menyelamatkan hidup orang Iain, atau dengan semangat cinta kasih demi membantu makhluk hidup lainnya.
Orang zaman dahulu telah menyatakan bahwa dasar-dasar berlatih diri dimulai dari aturan untuk tidak bicara yang menyesatkan. Bukankah ini juga merupakan masalah bagi orang yang meninggalkan kehidupan rumah tangga? Sebuah kitab menyatakan ada seorang Sramanera mentertawakan seorang Bhiksu tua yang sedang membaca sutra dengan mengatakan bahwa suaranya seperti suara anjing melolong. Temyata Bhiksu tua ini adalah seorang Arahat, dan berkat bantuan Arahat yang mengajarkan Sramanera ini untuk segera menyesali pelanggaran yang dibuatnya sehingga Sramanera tersebut dapat terhindar dari terlahir di neraka Namun demikian, dia tumimbal lahir dalam bentuk seekor anjing Dapatkah anda bayangkan, hukuman bagi hanya satu perkataan buruk adalah seberat ini ! Sebuah kitab menyatakan, "Seseorang yang hidup di dunia ini seolah-olah ada kapak yang berada di mulutnya, dan dengan kapak ini ia dapat membuat diri sendiri terpotong-potong Kapak ini adalah perkataan buruk." Jadi, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?
Sila kelima dari Pancasila adalah aturan untuk tidak meminum minuman yang memabukan. Minuman yang memabukkan berarti apa saja yang ketika diminum menyebabkan seseorang menjadi mabuk. Ada banyak macam minuman yang terbuat dari bahan-bahan seperti gula tebu, anggur, dan beibagai bunga tumbuhan, dan tak satu pun dari mereka yang boleh diminum. Minuman seperti ini hanya diperbolehkan pada kasus sakit berat, di mana bila tidak diminum maka si penderila tidak akan sembuh, dan hanya dapat diminum setelah dewan Sangha diberitahu mengenai hal ini.
Seorang Sramanera tidak diperbolehkan meminumnya barang setetes pun atau mencium baunya la juga tidak diperbolehkan tinggal di kedai di mana minuman keras ini dijual, dan ia juga tidak boleh mernberikan minuman keras tersebut kepada orang lain untuk diminum.
Kaisar Yu amat sedih karena bangsa barbar di sebelah Barat membuat minuman keras. Raja Chou yang lalim mengisi sebuah kolam dengan minuman keras, dan dengan melakukan hai ini negerinya menjadi hancur. Anggota Sangha yang meminum minuman keras merupakan sesuatu hal yang sangat memalukan. Dahulu ada seorang yang saleh yang melanggar aturan terhadap larangan meminum minuman keras, dan dalam keadaan mabuk dia bahkan melanggar semua aturan lainnya. Satu minuman keras mengandung tiga puluh enam kesalahan, jadi kita Iihat bahwa pelanggaran ini bukanlah hal yang kecil. Setelah meninggal dunia, seseorang yang kecanduan berat minuman keras akan jatuh ke dalam neraka yang penuh dengan kotoran dan tolol, dan dia akan memotong benih-benih kebijaksanaan. Alkohol itu seperti obat yang akan menyesatkan pikiran dan membuat orang bertindak kacau,lebih parah dari pada jika dia meminum racun arsenik. Sebuah kitab mengatakan, "Lebih baik minum tembaga cair dari pada melanggar aturan larangan meminum minuman keras." Jadi, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?
Svaha.