bannerchingtu

SESUATU YANG BESAR TIDAK MUNGKIN DICAPAI TANPA SEMANGAT YANG BESAR (Anonymous) HAL YANG PALING MENGERIKAN DI DUNIA INI IALAH KEADILAN YANG DIPISAHKAN DARI CINTA KASIH (Francois Mauriac) PADA SETIAP KEBAIKAN TERLETAK SEGALA BENTUK KEBIJAKSANAAN (Euripides) MENGAJAR SAMA DENGAN BELAJAR (Pepatah Jepang) ORANG LAIN AKAN MENGAKUI KEMAMPUANMU SETELAH KAMU MEMBUKTIKANNYA (Bob Edwarda) PANDAI MENUTUP MULUT ADALAH CERMIN KEPANDAIAN SESEORANG (Schopenhaver) ILMU PENGETAHUAN PADA MASA MUDA AKAN MEMBUAT ORANG MENJADI BIJAKSANA PADA HATI TUA (Anonymous) BADAI MEMBUAT PEPOHONAN MEMPERDALAM AKARNYA (Laude McDonald) SUMBER KEKUATAN BARU BUKANLAH UANG YANG BERADA DALAM GENGGAMAN TANGAN BEBERAPA ORANG, NAMUN INFORMASI DI TANGAN ORANG BANYAK (John Naisbitt) THE MORE YOU SWEAT IN TRAINING, THE LESS YOU BLEED IN BATTLE (Armed Forces Motto)  SEORANG JUARA IALAH YANG MAMPU BANGUN KETIKA IA TAK MAMPU (Jack Dempsey KEGEMBIRAAN AKAN DATANG SETELAH KESUSAHAN (Guillaume Apollina'ire KEJUJURAN ADALAH BATU PENJURU DARI SEGALA KESUKSESAN. PENGAKUAN ADALAH MOTIVASI TERKUAT (May Kay Ash KEPEMIMPINAN ADALAH ANDA SENDIRI DAN APA YANG ANDA LAKUKAN (Frederick Smith)  RAJIN ADALAH OBAT MUJARAB (Al-Ghazali KEINDAHAN TERDAPAT DALAM KEJUJURAN (Schiller THOSE WHO ARE AFRAID TO FALL, WILL NEVER FLY (Anonymous

imlek2024

五戒 / Pancasila Buddhis

        五戒十善

            五戒 / Pancasila Buddhis
 
1.   不殺生戒 / Sila tidak membunuh
2.   不偷盜戒 / Sila tidak mencuri
3.   不邪淫戒 / Sila tidak berzinah
4.   不妄語戒 / Sila tidak berdusta
5.   不飲酒戒 / Sila tidak minum-minuman keras (Sadar Diri).
Sila pertama dari Pancasila adalah aturan untuk tidak mengambil nyawa atau untuk tidak membunuh. Ini artinya bahwa seseorang tidak boleh dengan sengaja mengambil nyawa makhluk hidup apa pun, mulai dari Sang Buddha, Makhluk Sucianggota Sangha, ayah dan bunda, bahkan sampai ke makhluk terkecil sekalipun, yang terbang maupun merangkak. Tiap orang tidak sepantasnya membunuh, ataupun menyuruh orang lain untuk membunuh, ataupun mendapatkan kesenangan dengan melihat makhluk lain dibunuh. Sila ini dijelaskan dalam Vinaya, sehingga kita tidak perlu berpanjang lebar lagi di sini. Di banyak kitab terdapat berbagai kisah tentang kewelas-asihan terhadap makhluk yang lebih kecil.
 
Contohnya, seekor kutu ditangkap saat musim dingin dan ditaruh dalam kotak bambu. Lalu sangkamya ditutupi dengan kain agar kutu tersebut tidak kedinginan, dan diberi makanan bergizi agar tidak membeku atau mati kelaparan. Para Bhiksu / Bhiksuni dianjurkan untuk menyaring air minum mereka guna menghindari terbunuhnya makhluk yang lebih kecil yang dapat saja hidup di dalamnya, dan mereka juga dianjurkan untuk menutupi bara api yang menyala agar jangan sampai ada makhluk yang terjatuh ke dalamnya. Mereka juga tidak dianjurkan untuk memelihara binatang pemangsa seperti kucing dan anjing. Hal ini dilakukan dengan semangat cinta kasih. Jika binatang kecil saja diperlakukan seperti ini, tentunya kita tahu apa yang harus kita Iakukan kepada makhluk hidup lainnya.
 
jika seseorang tidak dapat mengamalkan tindakan cinta kasih seperti di atas, bukankah dia akan menambah pendaritaan makhluk lain ? Seperti yang tertulis di dalam kitab, "Amalkanlah cinta kasih dan bantulah mereka yang kesusahan, dan bawalah kedamaian kepada semua makhluk. Jika anda melihat suatu pembunuhan, pikiricanlab hal-bal cinta kasih tertiadap mereka" Jadinya bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?
 
Sila kedua dari Pancasila adalah aturan untuk tidak mencuri. Setiap orang seharusnya tidak mengambil segala sesuatu yang tak diberikan kepadanya, mulai dari emas, perak, atau barang-barang berharga, sampai ke sebuah jarum atau sebatang rumput sekalipun. Jika obyeknya adalah milik Sangha, atau diberikan sebagai sumbangan, atau milik pemerintah, atau milik masyarakat, lalu diambil dengan diam-diam, dengan berbohong, atau untuk menghindari pajak atau penyelundupan, semua dianggap sebagai pencurian. 

Sebuah kitab mencatat bahwa seorang Sramanera mengambil tujuh potong buah yang telah diberikan kepada biara, seorang Sramanera lainnya mengambil beberapa potong kue milik Sangha, dan seorang Sramanera lainnya mengambil sedikit madu yang dimiliki oleh 

Sangha. Mereka semuanya terjatuh ke dalam neraka. Karena alasan inilah kitab ini mengatakan, "Akan lebih baik untuk memotong lengan sendiri daripada mengambil sesuatu yang bukan milikrtya." Jadinya, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?
 

Sila ketiga dari Pancasila adalah aturan untuk tak melakukan aktivitas seksual. Lima Aturan (Pancasila) dari umat Buddha awam mengatur aktivitas seksualnya, tetapi aturan ini di antara Dasasila dari para rahib yang memperingatkan agar benar-benar berpantang dari aktivitas seksual (tidak melakukan). Aktivitas seksual apa pun dengan laki-laki ataupun perempuan, adalah sebuah pelanggaran terhadap Sila ini. Di dalam Surangama Sutra (Leng Yen Ching), Bhiksuni Padmagandha diam-diam berhubungan seksual, dengan mengatakan bahwa keinginan tersebut tak ada sangkut paut dengan pembunuhan ataupun pencurian, dan karenanya tak ada hukuman atas pelanggaran tersebut Akhimya tubuhnya hangus terbakar dan dia terlahir di neraka. Keinginan inilah yang menyebabkan banyak orang terbunuh dan keluarga mereka berantakaa. Jadi bagi kita yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ! Nafsu keinginan adalah penyebab semua kelahiran dan kematian. Ada kitab yang mengatakan, "Meskipun kita lahir dikarenakan nafsu seksual yang tak suci, tapi jauh lebih baik bila meninggal dalam kesucian." Jadinya, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?

Sila keempat dari Pancasila adalah aturan untuk tidak berbicara hal yang menyesatkan.
Ada empat macam bentuk kebohongan :
  1. Kebohongan dengan mengatakan bahwa yang benar adalah salah dan yang salah adaiah benar, mengatakan bahwa anda tidak melihat sesuatu di saat kau sebenamya melihatnya, pendeknya, berbicara bohong.
  2. Perkataan tak senonoh : ini berlandaskan kepada pembicaraan dengan bahasa yang muluk-muluk yang digunakan untuk mengarahkan seseorang kepada nafsu keinginan yang lebih besar dan menghilangkan pikiran serta tindakan cinta kasih, yang membuat seseorang bertingkah Iaku tak senonoh.
  3. Caci maki : ini adalah pembicaraan yang mengkritik orang lain dengan cara yang kasar dan keji.
  4. Bicara berputar balik : yaitu, ketika seseorang mengatakan sesuatu kepada seseorang, dan mengatakan sebaliknya kepada orang lainnyaperkataan yang merenggangkan hubungan orang dan nenjauhkan seseorang dari rasa hormat dan cinta kasih dan yang membawa pertengkaran dan perselisihan. Ini juga temiasuk kebiasaan memuji seseorang di hadapannya dan kemudian meremehkannya, berkata ya di hadapannya dan mengatakan tidak di belakangnya, menunjukkan kesalahan seseorang dan membicarakan kelemahaimya Semua ini adalah contoh dari bicara yang menyesatkan.

Jika seorang awam mengaku bahwa dia telah mencapai tingkat kesucian tertentu, misalnya tingkat Srotapanna atau Sakrdagamin, dan lain lain, maka ini disebut kebohongan besar dan Aturan ini tidak dilanggar jika bicara menyesatkan ini dilakukan guna menyelamatkan hidup orang Iain, atau dengan semangat cinta kasih demi membantu makhluk hidup lainnya.

 Orang zaman dahulu telah menyatakan bahwa dasar-dasar berlatih diri dimulai dari aturan untuk tidak bicara yang menyesatkan. Bukankah ini juga merupakan masalah bagi orang yang meninggalkan kehidupan rumah tangga? Sebuah kitab menyatakan ada seorang Sramanera mentertawakan seorang Bhiksu tua yang sedang membaca sutra dengan mengatakan bahwa suaranya seperti suara anjing melolong. Temyata Bhiksu tua ini adalah seorang Arahat, dan berkat bantuan Arahat yang mengajarkan Sramanera ini untuk segera menyesali pelanggaran yang dibuatnya sehingga Sramanera tersebut dapat terhindar dari terlahir di neraka Namun demikian, dia tumimbal lahir dalam bentuk seekor anjing Dapatkah anda bayangkan, hukuman bagi hanya satu perkataan buruk adalah seberat ini ! Sebuah kitab menyatakan, "Seseorang yang hidup di dunia ini seolah-olah ada kapak yang berada di mulutnya, dan dengan kapak ini ia dapat membuat diri sendiri terpotong-potong Kapak ini adalah perkataan buruk." Jadi, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?

Sila kelima dari Pancasila adalah aturan untuk tidak meminum minuman yang memabukan.  Minuman yang memabukkan berarti apa saja yang ketika diminum menyebabkan seseorang menjadi mabuk. Ada banyak macam minuman yang terbuat dari bahan-bahan seperti gula tebu, anggur, dan beibagai bunga tumbuhan, dan tak satu pun dari mereka yang boleh diminum. Minuman seperti ini hanya diperbolehkan pada kasus sakit berat, di mana bila tidak diminum maka si penderila tidak akan sembuh, dan hanya dapat diminum setelah dewan Sangha diberitahu mengenai hal ini.

 Seorang Sramanera tidak diperbolehkan meminumnya barang setetes pun atau mencium baunya la juga tidak diperbolehkan tinggal di kedai di mana minuman keras ini dijual, dan ia juga tidak boleh mernberikan minuman keras tersebut kepada orang lain untuk diminum.

 Kaisar Yu amat sedih karena bangsa barbar di sebelah Barat membuat minuman keras. Raja Chou yang lalim mengisi sebuah kolam dengan minuman keras, dan dengan melakukan hai ini negerinya menjadi hancur. Anggota Sangha yang meminum minuman keras merupakan sesuatu hal yang sangat memalukan. Dahulu ada seorang yang saleh yang melanggar aturan terhadap larangan meminum minuman keras, dan dalam keadaan mabuk dia bahkan melanggar semua aturan lainnya. Satu minuman keras mengandung tiga puluh enam kesalahan, jadi kita Iihat bahwa pelanggaran ini bukanlah hal yang kecil. Setelah meninggal dunia, seseorang yang kecanduan berat minuman keras akan jatuh ke dalam neraka yang penuh dengan kotoran dan tolol, dan dia akan memotong benih-benih kebijaksanaan. Alkohol itu seperti obat yang akan menyesatkan pikiran dan membuat orang bertindak kacaulebih parah dari pada jika dia meminum racun arsenik. Sebuah kitab mengatakan, "Lebih baik minum tembaga cair dari pada melanggar aturan larangan meminum minuman keras." Jadi, bagaimana mungkin hal ini tidak diatur ?

Svaha.

 

 

 

 

 

Add comment


Security code
Refresh